Filosofi Burung Merpati


Filosofi BURUNG MERPATI:
1. Merpati adalah burung yg tidak pernah mendua hati.
Coba perhatikan, apakah ada merpati yang suka berganti pasangan? 
Jawabannya adalah : TIDAK, Pasangannya cukup satu seumur hidupnya.
2. Merpati adalah burung yg tahu ke mana dia harus pulang. Betapapun merpati terbang jauh, dia tidak pernah tersesat untuk pulang.
Pernahkah ada merpati yang pulang ke rumah lain? Jawabannya adalah : TIDAK.
3. Merpati adalah burung yg romantis. Coba perhatikan ketika sang jantan bertalu-talu memberikan pujian, sementara sang betina tertunduk malu.
Pernahkah kita melihat mereka saling mencaci? Jawabannya adalah : TIDAK.
4. Burung merpati tahu bagaimana pentingnya bekerja sama. Coba perhatikan ketika mereka bekerja sama membuat sarang. Sang jantan & betina saling silih berganti membawa ranting untuk sarang anak-anak mereka. Apabila sang betina mengerami, sang jantan berjaga di luar kandang. Dan apabila sang betina kelelahan, sang jantan gantian mengerami.
Pernahkah kita melihat mereka saling melempar pekerjaannya? Jawabannya adalah : TIDAK.
5. Merpati adalah burung yg tidak mempunyai empedu, ia tidak menyimpan “KEPAHITAN” sehingga tidak menyimpan "DENDAM".
Sahabat, jika seekor burung merpati bisa melakukan hal-hal di atas, mengapa manusia tidak bisa ? Hidup itu indah jika kita saling MENGERTI, BERBAGI, dan MENGHARGAI. Mari kita selalu BERSYUKUR apapun yang kita PEROLEH.

Terlepaslah topeng mereka


Harus seberapa kuat menahan?
Tak jarang wanita berkata “Aku gpp kok” sambil emoticon senyum.
Atau bahkan “aku kan strooong” sambil ketawa centil

Taukah kalian wahai kaum adam?
Pada hakikatnya itu semua adalah tipu daya dari hawa.
Mereka hanya ingin menunjukkan kekuatan dibalik tabir kelemahan.
Mereka hanya ingin bersembunyi pada kegundahan hati.
Mencoba melarikan diri dari keterpurukan jiwa.
Membungkus kerapuhan hingga tak terlihat sama sekali.

Mereka boleh saja bertopeng pada insan, tapi tidak dengan Tuhan.
Serapat apapun mereka menyembunyikan, Tuhan akan menemukan.
Sekuat apapun menahan, mereka pasti akan terkalahkan.
Dan pada akhirnya,
Mereka mengadu, mereka tersedu, mereka terbelenggu.
Bercurah do’a, berlinang air mata.

“Terlepaslah topeng mereka, ketika sepertiga malam menjadi waktu mengadu"



Duhai Nahkoda


Duhai nahkoda.

Telah kutitipkan ucapan "selamat" pada terumbu karang.
Sudahkah kau mendengarnya?
Juga bunga karangan yang aku gantungkan pada markasmu.
Sudahkah itu ada di tanganmu?

Apresiasi dariku karna keberhasilanmu.
Keberhasilan atas keinginanmu bebas berlayar.
Keberhasilan atasmu mengarungi lautan merah jambu.
Melabuhkan kapal dimanapun kau suka.
Juga enyah begitu saja kapanpun kau mau.

Hingga tiba saatnya.
Lagi dan lagi, kau tiba di pelabuhan baru.

Sekali lagi, selamat nahkoda !!
Kau pasti puas.

Bojonegoro, 19032016

Qolbun

Bun..bun..
Pantas saja aku buta, kau suruh anak buahmu menancapkan tombak fatamorgana pada bola mataku. 
Tak heran jika aku tuli, permaisurimu telah meniupkan gelora api berasap nafsu.
Tak hayal jika mulutku bisu, ayahanda yg harusnya kau hormati malah kau hasut untuk menyumbat lobang haq dengan nista dan dusta
Ternyata kaulah dalang yg memengaruhi mereka bun.
Tak kupingkiri, kaulah seucil daging yg amat menentukan tabiat manusia.
Tunggu pembalasanku bun. 
Aku akan menyeretmu. Memenjarakanmu pada raja kebenaran.
Terimakasih telah membuatku buta, tuli, dan bisu..
Aku akan mencari kunci hidayah yang telah kau buang ke lautan. 
Aku akan berkelana mencari kebenaran.
16032016

Tulisan Hijrah

Mulai kutemukan jawaban atas kebimbanganku, karena aku yakin Allah pasti mendengar setiap do'a hambanya. Kali ini Allah menjawab sedikit keraguanku lewat untaian motivasi dari Prof. KH. Dr. Ahmad Imam Mawardi, kemarin dalam Studium General dengan tema Revolusi Spiritual.
Subhanallah !! smile emotikon
Semua yg beliau utarakan seolah olah adalah jawaban, bahkan bisa jadi sindiran dengan apa yg aku bimbangkan. Namun satu paparan beliau yg paling mengena ialah " Jangan jadikan alasan cari kerja dalam tujuanmu kuliah". Berfikirah bahwa menuntut ilmu adalah wajib, guna memberantas kebodohan diri sendiri ataupun orang lain. Dan jangan jadikan Ilmu hanya sebatas Pengisi Otak, namun juga Pengisi Hati.
Aku terpaku dan terdiam, menggumam dalam hati "Iya.,ya. Aku saja masih bodoh dalam ilmu agama, lantas akankah aku diam dengan kebodohanku, dari kecil aku sudah menghabiskan waktuku dengan Ilmu Umum, ilmu dunia, mengawali pendidikan di TK,SD,SMP,SMK. Pendidikan yg notabennya tak berbasis agama. Study Agama pun hanya 2jam dalam seminggu, selebihnya itu aku hanya otodidak. Satu lagi masalah bahasa asing, dari tingkat TK aku sudah diperkenalkan dengan Bahasa Inggris, begitu pula hingga SMPN 2 BJN, SMP bertaraf Internasional yang menekankan muridnya untuk lihai dalam Bhs. Inggris. Itu yg membuatku gemar dgn Bhs Inggris bahkan hampir tak ada kata sulit dengan Study yang satu ini. Bhs Inggris sudah menjadi menu favorit dalam dunia pendidikan formalku. NAMUN hatiku terasa disayat, teriris ketika keputusanku hijrah di dunia pondok pesantren namun sama sekali tak punya modal Bahasa Arab sama sekali, bahkan untuk sekedar materi dasar berupa bilangan ataupun kata benda aku pun tak paham. Ya Allah cry emotikon Begitu bodohnya aku, iri dengan mereka yg usianya jauh dibawahku.
Itulah yang mendobrak semangatku untuk terus belajar belajar dan belajar dengan hal yang NOL belum ku ketahui. Aku merasa butuh dengan ilmu ini, ini adalah bekal, aku ingin menyeimbangkan antara bhs dunia dan akhiratku smile emotikon Tirakat di pondok pesantren, menahan rindu dengan suasana kehangatan keluarga. Mengambil Prodi Bahasa dan Sastra Arab adalah hal aneh bagi mereka, menganggapku bahwa aku itu nyeleneh, bodoh, di Smk mengambil jurusan MM kok meneruskan ke Tarbiyah Agama. Mereka terus memojokkan ku, mereka sempat membuatku tergoyah. Aah, masabodoh. Biarlah Angin berlalu membawa desas desud itu, aku yg lebih tau, ilmu mana yg benar benar kubutuhkan.
Ridloi lah niatku, jalanku, juga tujuanku Ya Allah . smile emotikon

Curahan Kepada Malam

Malam?
Tega nian kau.
Kegelapanmu menyeretku ke tahta rindu.
Rindu yang tak semestinya muncul di permukaan qolbu.
Bintang?
Asal kau tahu?
Aku masih saja menjadi pengamat, meski tak lagi bertegur sapa.
Aku masih saja terjerat rantai asmara.
Bulan?
Mungkin benar apa katamu.
Bukan cinta jika membuat Allah murka.
Dan do'a lah simbolis kediaman cinta.
Dengan do'a, aku pasrahkan hati pada yang Maha Kuasa.
Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Blogroll